Rabu, 09 November 2011

Kisah Lain Ian Geje, sebelum bersama Yuli

Memang, setiap orang memiliki masa lalu. Baik suka maupun duka, baik sedih maupun senang, baik ngakak maupun meraung-raung. Begitupun dengan Ian Geje. Sang pria dengan seribu kelenturan dan kegejean yang tak mendasar. Semasa SMP, sebenarnya Ian bukanlah orang yang begitu populer. Meski ia punya segudang fans geje, namun itu tak menjadikannya orang terpopuler. Kepopulerannya terkalahkan oleh seorang gadis. Gadis yang sebenarnya biasa saja dibandingkan dengan Ian Geje. Gadis yang memiliki rambut terurai dan kurang terurus. Gadis dengan kacamata minus yang tebal. Namun, berkat semua itulah ia menjadi populer. Bahkan gadis itu memiliki pacar bernama X-Ray. X-Ray dengan motor ninja yang selalu menjemput dan mengantar gadis itu. Siapakah gadis ini ? Ia adalah Elex. Marielex. Gadis dengan postur yang cukup lumayan. Sebenarnya, Ian bersikap biasa-biasa saja dengan Elex, namun karena terkalahkan kepopulerannya, Ian menatruh suatu dendam padanya.


( mari kita lompati beberapa bagian yang tak dapat dijelaskan. * acara tindas menindas antara Elex dan Ian Geje.)


Setelah merasa puas atas tindakan menindas Elex, Ian Geje pun melunjak ke puncak atas rantai makanan, eh, rantai kepopuleran sejati. Ia dipuja banyak orang karena kegejeannya. Bahkan ia mendapat sejumlah medali karena kehebohannya.
Namun ia merasa ada sesuatu yang hilang dari bagian hidupnya. Elex. Ia kangen dengan gadis itu. Gadis yang selalu ia usili dan tindasi. Gadis yang selalu ada di dalam bagian hidupnya. Elex. Elex yang jelek bagaikan belek yang melekat di dada Ian Geje.


Ya, tak terasa sebentar lagi acara kelulusan sekolah. Tentunya sekolah mengadakan prom night yang akan dimanfaatkan Ian Geje untuk mendekati bagian penting dalam hidupnya. Ia tak peduli jika ada X-Ray yang gagah dan berjambul serta bermotor ninja yang besar dan mampu melindas serta men-deg-degan dada Ian Geje. Tak terelakan, sungguh tak terelakkan ( apanya? ).


Acara prom night tiba. Sebenarnya hanya acara biasa. Acara yang mewajibkan para siswa untuk mengenakan kostum apapun. Akhirnya Ian Geje memutuskan untuk mengenakan kostum dance yang pernah ia menangkan dalam kompetisi menjahit. Bagian tengahnya yang rendah sampai ke perut dan berglitter hitam dengan pinggiran merah. Ia merasa pede dan bangga dengan kostum bikinannya.


Tiba-tiba sebuah cahaya datang menyinari aula, tempat acara prom. Cahaya itu berasal dari seorang gadis yang kita tahu namanya. Elex. Ia mengenakan pakaian putih bersinar yang cantik. Serta jepit pita hitam di rambutnya. Gaun yang ia kenakan, begitu cantik hingga mengalahkan kecantikan sang pemilik baju. Gaun itu berupa dress selutut yang ia padukan dengan badge hitam dan sepatu shaolin hitam yang cantik. Pakaian itu sungguh menawan hati Ian Geje. Dengan sigap, ia menangkap tubuh Elex dengan cekatan dan memeluknya dengan sekuat tenaga.
Elex yang kaget secara reflex menampar dan menjambak baju Ian Geje. Baju Ian Geje pun robek dan tak berbentuk. Namun untungnya Ian memakai kaos warna kulit yang wajib dikenakan. Ian Geje menjadi malu sekaligus kesal pada Elex karena merusak baju kesayangannya. Akhirnya dengan cucuran air mata, Ian Geje berlari keluar dan pulang lalu terduduk di kamarnya sekaligus menangis di bawah.... BANTAL. Bukan shower karena hemat air.


Sejak saat itu, Ian selalu dendam pada Elex, sekaligus....
Mencintainya.

Rabu, 02 November 2011

Kisah Tersembunyi, Tante Yuli, Sunny, Paris, Eiffel.

Berjalan-jalan di Eiffel, sesungguhnya merupakan pengalaman terhebat Tante Yuli. Ataukah kita dapat memanggilnya Mbok Yuli ? Tidak, Yuli saja, karena sebenarnya Ia masih sangat muda. Bahkan garis-garis keriputnya belum muncul. Hanya beberapa guratan kecil yang muncul di keningnya. Dan beberapa flek hitam yang sangat samar.

Eiffel, menara Eiffel. Banyak makna yang terdapat di setiap hurufnya. Bagi Yuli, Eiffel memiliki sejuta kenangan indah bersama Sunny. Walaupun dirinya telah bertunangan bersama Ian Geje, hatinya masih terbelah dua bagaikan Laut Merah yang dibelah oleh Musa. Satu bagian untuk "hunny"-nya, Ian Geje, dan satu bagian lagi un tuk Sunny, yang tak lain adalah Synting, cinta lamanya semasa SMA. Pria yang dulu berjas hijau saat kencan pertama mereka, dan ia mengenakan jas kuning. Tapi, Sunny tak ingin mengungkapkan kebenaran pertemuan pertama mereka pada Ian Geje, saat tak sengaja bertemu di depan Istana Buckingham. Saat kamera mahalnya jatuh terguling-guling, (walau tidak sampai mecium tanah karena memang tidak jatuh) karena tangannya tak kuasa menahan getaran-getaran yang dikirimkan impuls syaraf dari otaknya yang diterima dari hatinya. Lubuk hatinya yang terdalam. Bahwa ia mencintai Sunny.

Saat ia tiba di Eiffel, ia sengaja mengikuti kemanapun Sunny pergi. Ke atas, ke bawah, ke samping, ke kiri, ke kanan, melayang, tenggelam, terbang, jatuh, kemanapun Sunny pergi, Yuli pasti mengikuti. Tak peduli Ian Geje kelelahan, karena hak sepatu yang ia pakai terlalu tinggi, Yuli tetap mengikuti Sunny dengan tekad bulat, " Aku tidak akan melepaskan Sunny lagi ".

Namun memang, dilema selalu ada. Di satu sisi, ia masih mencintai Sunny, sedangkan cintanya kepada Ian Geje juga tak terelakkan. Memang, cinta selalu diikuti dengan kegalauan hati dan dilema masa kini. Tapi pasti pada akhirnya, Ia harus memutuskan siapa yang ia pilih.

Di pagi yang tetap indah, Yuli terbangun dan menatap sekelilingnya, " aku ada di Prancis."
Ia terlonjak dan segera pergi ke kamar mandi, membasuh diri dan berganti pakaian terindahnya. Ia, Sunny, Winnie (walau saya tak sudi dipanggil begitu), dan Ian Geje akan ke Eiffel.

Setibanya disana, Winnie ingin pergi ke toilet, dan Ian Geje terpaksa berhenti di Stasiun terdekat karena kakinya masih sakit akibat high heels yang kemarin ia kenakan. Tak apa, bagi Yuli, apapun bisa ia lakukan, yaitu keinginan untuk berduaan dengan Sunny. Ia menarik tangan Sunny dan berpura-pura butuh arah untuk ke kincir putar.
Sunny menyetujuinya, karena tak berpikir macam-macam.
Sesampainya di kincir putar, Yuli mengajak Sunny untuk ikut dengan alasan ia takut ketinggian, namun ingin mencoba kincir ini. Sunny setuju, karena memang tak berprasangka macam-macam.

Setelah menaiki kincir itu, Sunny melihat pemandangan yang ada di luar gondola. Yulipun juga melihat, namun bedanya, ia melihat kejantanan wajah Sunny. Saat gondola berayun, Yuli yang kehilangan keseimbangan, jatuh ke pelukan Sunny dan tak sengaja.........
Terlempar dari gondola namun selamat.
Amin.